Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 04 April 2011

PROYEKSI PETA

Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk, sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan  peta. Jarak di peta sama dengan jarak di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk (conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal ini tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikurangi saja .
Proyeksi peta tidak lain adalah  teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar yang berupa peta.

Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang datar yang disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian depan, untuk mencapai ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu syarat saja untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang mungkin dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk sebagian dari permukaan bumi. Suatu kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas bisa diambil, guna memungkinkan membuat kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih luas.

Macam-macam bidang proyeksi peta
Dengan adanya kompromi, maka timbul bermacam-macam proyeksi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sesuai dengan tujuan penggambaran peta.



Macam-macam Proyeksi Peta

Proyeksi bidang datar dan silinder

Proyeksi peta dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menurut Bidang Proyeksinya
  • Proyeksi Azimuthal/zenithal/planar bila bidang proyeksinya berupa bidangdatar.
  • Proyeksi silinder bila bidang proyeksinya berupa silinder atau tabung.
  • Proyeksi kerucut bila bidang proyeksinya berupa kerucut atau cone.

b. Menurut Posisi Bidang Proyeksinya Terhadap Bola Bumi

  • Proyeksi tegak atau normal, jika garis karakteristik bidang proyeksi berimpitdengan sumbu bola bumi.
  • Proyeksi melintang atau transversal atau equatorial, bila garis karakteristik  bidang proyeksi berpotongan tegak lurus dengan umbu bola bumi.
  • Proyeksi oblique atau miring, bila garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola bumi.

c. Menurut Sifat Distorsinya
  • Proyeksi ekuidistan, bila jarak di permukaan bumi sama dengan jarak di peta menurut skalanya.
  • Proyeksi konform, bila sudut/bentuk di permukaan bumi sama dengan bentuk di peta.
  • Proyeksi ekuivalen, bila luas di permukaan bumi sama dengan luas di peta setelah diskalakan.

d.  Menurut Posisi Pusat Proyeksi

  • Proyeksi Gnomonis, bila pusat bola bumi merupakan pusat sumber proyeksi.
  • Proyeksi Stereografis, bila pusat sumber proyeksi terletak pada titik di permukaan bumi.
  • Proyeksi Ortografis, bila pusat sumber proyeksi berasal atau terletak di tempat yang sangat jauh tidak terhingga sehingga garis-garis proyeksi dianggap sejajar.

Memilih Proyeksi Peta

Dalam memilih proyeksi peta harus diperhatikan  tujuan atau maksud pembuatan peta tersebut, serta unsur mana yang sangat dituntut bagi kepentingan pemakai peta. Sebagai contoh:
  1. Untuk keperluan pelayaran/navigasi: harus dipilih proyeksi konform yang atau sama bentuk.
  2. Untuk para ahli ekonomi, geografi, untuk menggambarkan data statistik dan menunjukkan penyebaran: pilih proyeksi ekuivalen/sama luas.
  3. Untuk keperluan penerbangan yang mementingkan kondisi jarak yang benar, haris dipilih proyeksi ekuidistan/sama jarak.
  4. Untuk mengetahui letak dan bentuk daerah: misalnya letak Indonesia membujur di dekat equator, sebaiknya dipilih proyeksi silinder. Letak Chili melintang searah dengan meridian dan terletak di  hemisfera selatan, dapat menggunakan proyeksi kerucut.
Indonesia sekarang ini penggambaran peta rupabumi menggunakan proyeksi  Universal Transvers Mercator (UTM).
[diambil dari artikel: KARTOGRAFI DASAR, Drs. Rudi Hartono, M.Si]

0 komentar:

Posting Komentar