Kebangkitan Islam memerlukan dukungan sumberdaya manusia berkualitas prima. Generasi cerdas dan berkualitas hanya akan terlahir dengan kesadaran para orang tua terhadap amanah yang dibebankan Allah SWT. Tunas-tunas muda berjiwa pemimpin dan berkarakter muslim yang kuat harus dipupuk sejak dini. Dengan memberikan pendidikan yang terbaik sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sehingga karunia yang Allah SWT berikan berupa akal dapat dioptimalkan. Akal mempunyai kemampuan sebagai pengikat informasi dan realita yang ada pada otak manusia. Sehingga manusia dengan potensi berfikirnya mengungguli mahluk-mahluk lainnya. Akal memiliki empat komponen yaitu otak yang sehat, realita yang terindra, panca indra dan informasi-informasi sebelumnya.
Pendidikan adalah hak setiap insan dan merupakan kebutuhan primer sebagaimana pangan, sandang, papan, kesehatan dan keamanan. Kesadaran atas hal ini mendorong bermunculan sekolah Islam dilevel prasekolah (PAUD) dan dasar. Seperti sekolah Islam terpadu, fullday school, sekolah plus dan lain-lain. Fenomena tersebut merupakan perkembangan yang menggembirakan. Nampak sebuah semangat untuk menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam jiwa anak didik sejak dasar. Dari pengamatan, ternyata bermunculannya sekolah Islam sudah mulai mengarah terhadap pendidikan berbiaya mahal dengan out put yang belum mencapai idealisme pendidikan Islam. Sedangkan pendidikan dasar negeri meskipun berbiaya murah bahkan gratis (sebagai bentuk perwujudan kebijakan anggaran pendidikan 20% dari APBN), karena tidak dibarengi dengan kualitas prima bahkan minim muatan ke-Islamam tidak mampu memenuhi harapan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Dari fakta tersebut diatas diperlukan sebuah pendidikan alternatif yang dapat menampung sisi positif keduanya sekaligus meminimalkan dan menghilangkan sisi negatif keduanya. Setelah melalui proses pengamatan dan penelitian yang cermat dalam waktu yang tidak sebentar, dihasilkan sebuah model pendidikan alternatif. Pendidikan alternatif tersebut adalah Pendidikan Berbasis Aqidah Islam.
Kurikulum Berbasis Aqidah Islam digagas sebagai wujud dari rasa kepedulian akan output pendidikan yang ada saat ini. Output pendidikan saat ini gagal menghantarkan manusia sebagai sosok pribadi yang utuh yakni seorang Abidus Shalih yang Muslih. Disamping itu paradigma pendidikan yang berasas pada sekuleristik sehingga membentuk manusia-manusia yang berpaham materialistik dan individualistik. Diperparah lagi dengan kelemahan fungsional pelaksanaan pendidikan. Adanya kurikulum tanpa arah (gonta-ganti kebijakan), guru yang belum memahami fungsi dan lingkungan sekolah berdasarkan kehendak Islam, serta keluarga yang tidak mendukung dan masyarakat yang tidak kondusif.
Berangkat dari realitas tersebut, harus terjadi perubahan paradigma pendidikan. Dari yang berasas sekulerisme diubah menjadi berasaskan Islam. Dalam Pendidikan Islam, arah, tujuan, kurikulum, standar nilai mutu, proses belajar mengajar, kualifikasi guru, budaya sekolah serta sarana dan prasarana haruslah berlandaskan pada aqidah Islam. Maka dari itu diciptakanlah Kurikulum Berbasis Aqidah Islam.
Home Schooling
Kurikulum Berbasis Aqidah Islam diimplementasikan dalam Home Scooling. Dalam sistem pendidikan nasional Indonesia, penyelenggaraan homeschooling didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No.20/2003), pasal 1, ayat 1 : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Home Schooling merupakan jalur pendidikan informal, dimana hasil belajarnya dapat disetarakan dengan jalur pendidikan non formal melalui alih kredit kompetensi. Hasil pendidikan Home Schooling diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kegiatan Home Schooling perlu dilaporkan ke Dinas Pendidikan setempat agar peserta Home Schooling mendapat ijazah resmi dari pemerintah. Untuk ijazah SD adalah Paket A, SMP Paket B dan SMA Paket C. Sistem akreditasinya mengikuti Ujian Persamaan, yaitu melalui ujian Nasional Kesetaraan.
Kegiatan Home Schooling terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, Home Schooling Tunggal (HST) yaitu yangdilaksanakan satu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Kedua, Home Schooling Majemuk (HSM) yaitu yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu tetapi kegiatan pokok tetap dilaksanakan orang tua masing-masing. Ketiga, Home Schooling Group (HSG) yaitu gabungan beberapa home schooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok, sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Kurikulum Berbasis Aqidah Islam yang digagas oleh Yayasan El Diina dilaksanakan dalam bentuk Home Schooling Group (HSG).
Kurikulum Berbasis Aqidah Islam
Kurikulum Berbasis Aqidah Islam murni digali dari Al Quran dan Sunnah. Merupakan perangkat materi pendidikan yang baku, berisi rancangan pelajaran terintegrasi dengan Aqidah Islam, diberikan kepada anak berdasarkan level berpikir anak. Kurikulum terdiri dari kurikulum dasar, kurikulum inti, kurikulum penunjang dan ekstra kurikuler. Kurikulum dasar terdiri dari Tahfizhul Qur’an dan Bahasa. Kurikulum inti merupakan Tsaqofah Islam mencakup aqidah, syariah, dakwah, siroh, tarikh dan politik pemerintahan. Kurikulum penunjang terdiri dari sains, geografi dan matematika. Sedangkan ekstra kurikuler meliputi sains, teknologi, seni, olahraga, dan berkarya.
Out put yang ingin dicapai HSG dengan Kurikulum Berbasis Aqidah Islam adalah sebagaimana yang tertulis dalam Al Quran,
TQS. Al A’raf : 189
…”Jika Engkau memberi kami anak yang shaleh, tentulah kami akan selalu bersyukur”
TQS. Al Furqan : 74
…“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang yang bertaqwa”
TQS. Ali Imran: 110
…“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah…”
Generasi Khoiru Ummah (output HSG dengan kurikulum Berbasis Aqidah Islam) adalah output pendidikan yang dihasilkan dari integrasi antara kurikulum dasar, tsaqafah Islamiyyah dan Ilmu Kehidupan (Sains Tek dan Keahlian). Generasi Khoiru Ummah siap menjadi mukallaf. Menjadi manusia dewasa yang mandiri dan bertanggungjawab kepada Allah SWT dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai hamba Allah SWT. Generasi Khairu Ummah adalah generasi yang berkepribadian Islam, Faqih Fiddin, terdepan dalam sains dan teknologi serta berjiwa pemimpin.
Bersyakhsiyyah Islam artinya memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Sehingga perilaku yang muncul adalah perilaku Islami. Faqih Fiddin, terdepan dalam sains dan teknologi serta berjiwa pemimpin sebagaimana generasi sahabat. Imam Syafi’i hafal Al Qur’an pada usia 7 tahun, cepat menghafal syair, imam Bahasa Arab. Beliau juga seorang mujtahid mutlak dan mampu menghafal kitab al muwattha’ dalam 9 malam. Ibnu Sina penghafal al Quran usia 5 tahun, seorang ilmuwan dan mendapat julukan “bapak kedokteran modern”, pengarang 450 buku, dan juga seorang fisikawan.
Output sedemikian hebat didapatkan ketika kurikulum, guru berkualitas, orang tua, masyarakat dan manajemen sekolah bersinergi dalam proses pembelajaran yang Talqiyan Fikriyan. Yaitu pembelajaran yang mampu membangun kemampuan berpikir siswa. Penyampaian ilmu kepada siswa sebagai sebuah pemikiran/ konsep, dilakukan dengan menyatukan ilmu (informasi/ maklumat) dengan realitas/ fakta yang terindera oleh siswa dan penyampaian ilmu kepada siswa ditujukan agar siswa memahami ilmu tersebut serta menggunakannya sebagai landasan sikap dan perilaku. Sehingga setiap penyampaian ilmu kepada siswa harus disertai dengan dorongan untuk mengamalkannya.
Demikian gambaran singkat tentang kurikulum Berbasis Aqidah Islam yang dikemas dalam Home Schoolling Group. Semoga memberikan manfaat dan inspirasi sehingga kita mampu memberikan yang terbaik untuk anak-anak generasi negeri ini demi kebangkitan kembali peradaban Islam.(ibukuguruku.wordpress.com)
numpang lewat www.karimaaqila.sch.id :)
BalasHapusبسم الله الرحمن الرحيم
BalasHapusالسلام عليكم
Dear Ikhwah,
Ulamaussalaf selalu mengedepankan anak2 mereka dalam hifdhulquraan.(menghapal Al-Quraan)
Disisi lain banyak orang yg menginginkan anak2 mereka tdk saja mempelajari ilmu diin (ilmu agama) tetapi juga dunia.
Yg terjadi dilapangan adalah justru anak2 kita tidak belajar لادين ولادنيا (ga belajar ilmu agama juga sedikit yg ia dapet dari ilmu dunia),
Contohnya: PPKN/PMP, Kesenian, Penjas masa anak2 kita disuruh belajar yang kaya ginian trus terang "it's a waste of time", ana ga mengatakan bahwa semua mata pelajaran disekolahan ga berguna, tetapi mengapa kita tidak mempelajari yg penting2 saja, masa anak2 kita disuru belajar semua mata pelajaran yang ada disekolahan sedangkan kita melupakan pendidikan agama (yg selalu dianaktirikan disekolah2) pun kalo ada atau bahkan ditekankan pendidikan agamanya disekolah2 tertentu adakah atsar dari anak2 tsb, jawabannya hampir tidak ya akhi, jelas semua ini adalah konspirasi.
Ana punya sohib ketika diYemen bernama Abu Danial, Warga Negara Inggris berprofesi sebagai Pengusaha yang sempat tinggal beberapa tahun Yemen sebagai penuntut ilmu طالب علم ., anak2nya mengikuti Homeschooling yang dipelajari hanyalah: Matematika & English. 2 mata pelajaran ini adalah yg wajib dipelajari anak2 warga negara inggris.
Inilah mengapa mereka bisa "MAESTRO" disuatu bidang, bukan kaya kita semua dipelajari, Allah yu'inna bas (semoga Allah melindungi kita).
Anak2 Abu Danial tsb masyaallah salahsatunya hafidhalquraan & itu sudah akhi englishnya jago, matematikanya hebat, anak2 kita bisa apa paling poll kasingnya doang Allahulmusta’an.
Smg kita, kaluarga kita, anak2 kita menjadi orang2 yg bisa memanfaatkan waktu dengan benar.
La ini ana punya ide yg insyaallah implementable ana tegaskan insyaallah "implementable banget" ttng pendidikan ide ana yaitu " International Islamic Homeschooling".
Bagi yg suka tukar pikiran dlm masalah ini hayyakallah tafadhdhal hubungi ana:
Muhammad Sungkar 0878-7557-1063, pin BB: 277d-57f8
Semoga kita dikumpulkan dijannatulfirdaus ala'la bersama para rosul, anbiya,sahabah, shuhada, salihin, serta yg mengikuti mereka.