Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar
Apa yang mutlak harus dimiliki oleh seorang penguasa, sebelum dia bisa memerintah dengan efektif? Jawabanya adalah: peta! Dengan peta para penguasa dapat mengetahui wilayah kedaulatan yang harus dijaganya, dan wilayah asing yang harus dia waspadai. Dengan peta juga para penguasa mengetahui sebaran sumberdayanya, baik alam, infrastruktur, fasilitas produksi, hingga sebaran penduduk.
Inilah yang membuat para penguasa zaman dahulu selalu dekat dengan para geografer atau para ahli pembuat peta. Karena itu tidak heran, bahwa salah satu peninggalan zaman keemasan Khilafah Utsmaniyah adalah peta, dan yang paling terkenal dari itu adalah peta Piri Rais.
Peta Piri Rais adalah sebuah peta dunia yang dibuat abad-16 oleh seorang laksamana, geografer dan kartografer Turki Utsmani, Piri Rais, ditanggali pada bulan Muharram 919 H (1513 M) dan. dipresentasikan untuk Sultan Salim pada 1517 M. Peta ini menunjukkan pantai barat Eropa dan Afrika utara dengan tingkat ketelitian yang masuk akal, hingga pantai Brazil yang saat itu sudah dikenal. Beberapa pulau di Atlantik seperti Azores dan Kepulauan Canary, bahkan pulau mistis Antillia juga dimuat. Yang unik, peta ini menunjukkan sebuah daratan di Selatan yang merupakan bukti atau dugaan paling awal atas eksistensi benua Antartika.
Peta ini dibuat di atas kulit kijang dengan beberapa ukuran yang berkisar 90 cm x 65 cm. Pada saat ini yang masih dapat diselamatkan memuat pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan. Dalam legendanya, Piri menuliskan bahwa peta ini dikompilasi dari sekitar dua puluh peta, mulai dari delapan peta Romawi kuno buatan Ptolomeus zaman Alexander Agung, beberapa peta Arab atas India (mungkin karya Ibnu Batutah), peta Portugis atas beberapa penjelajahan Samudera, dan sebuah peta karya Qulunbu (Columbus) atas benua baru.
Ada sejumlah debat ilmiah atas peta sumber ini. Ada yang mengatakan sumbernya lebih dari 20, bahkan sampai 34. Sebagian bahkan menduga peta-peta itu ditemukan dari perpustakaan kuno Alexandria. Peta Piri Rais ditemukan kembali ketika tahun 1929 istana Topkapi di Istanbul akan diubah menjadi museum. Peta Piri Rais ini menjadi menarik karena merupakan peta pertama tentang Amerika dan peta satu-satunya dari abad 16 yang menunjukkan benua Amerika Selatan dalam posisi lintang dan bujur yang proporsional terhadap Afrika. Lama para geografer mencari "peta yang hilang" dari Columbus. Setelah membaca penemuan tersebut di Surat kabar The Illustrated London News, Menlu AS Henry L Stimson mengontak Dubes AS di Turki Charles H Sherri) dan meminta investigasi untuk menemukan sumber peta Columbus, yang mungkin masih ada di Turki. Sayangnya pemerintah Turki tidak menemukan peta tersebut.
Saat ini peta Piri Rais disimpan di Perpustakaan Istana Topkapi namun tidak dipamerkan kepada umum. Beberapa pakar seperti Charles Hapgood, Gregory McIntosh dan Gavin Menzies menemukan beberapa ketakakuratan geometri peta Piri Rais yang kemungkinan
timbul karena perbedaan sistem proyeksi dari peta-peta sumbernya dan keterbatasan alat gambar pada zaman itu.
Yang menarik adalah bahwa sebagian analis tersebut mengatakan bahwa peta Piri Rais berhipotesis tentang eksistensi benua selatan (Antartika). Sepertinya Piri Rais percaya bahwa benua selatan ini harus ada untuk mengimbangi benua-benua yang secara massif hadir di belahan bumi utara. Hanya saja apakah benua itu merupakan kelanjutan dari benua Amerika sebelah selatan, atau terpisah, tentu saja saat itu belum bisa dipastikan. Antartika baru dilihat manusia pertama kali tahun 1820, dan keseluruhan garis pantainya baru dikenal setelah ditemukan pesawat udara abad 20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar